Pengikut

Kamis, 27 Desember 2012

Situs Sendang Kalasan, Panjer – Kebumen (di dalam eks Pabrik Sari Nabati)


Situs Sendang Kalasan Panjer, Airnya Dipercaya Bisa untuk Obat
Sendang Kalasan Panjer - Kebumen

Situs Sendang Kalasan di kelurahan Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen nyaris hilang karena dijadikan sumur oleh Belanda di eks Pabrik Sarinabati
KISAH Sendang Kalasan di Kelurahan Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen sepertinya banyak yang tidak mengetahui, termasuk masyarakat setempat. Sendang dengan mata air kehidupan yang jernih itu tidak pernah surut.
Sendang, layaknya sebuah telaga itu awalnya dikenal saat Kerajaan Kediri dengan Raja Jayabaya. Di masa sebelum Mataram Islam tersebut, banyak yang memanfaatkan Sendang Kalasan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Juga untuk keperluan minum dan mandi.
Bahkan Raja Amangkurat I, yang menggantikan Sultan Agung Hanyakrakusuma sebagai Raja Mataram (1646-1677) selalu menyempatkan untuk mengunjungi Sendang tersebut.
Amangkurat I mengungsi di Panjer untuk mengamankan dirinya dari pemberontakan Trunajaya. Suka duka pernah dirasakan Raja Amangkurat di daerah yang kini hanya sebuah kelurahan tersebut. Dia juga sempat sakit dan mendapatkan perawatan dari Ki Gede Panjer.
Dengan khasiat air Sendang Kalasan, Raja Amangkurat sembuh dari penyakitnya. Dan sebagai ungkapan syukur, Ki Ageng Panjer menyuguhkan minuman air kelapa tua, khusus untuk menjamu sang Raja. Itu yang kemudian menjadikan Ki Ageng Panjer dijuluki Kolopaking (kelapa tua).
Nama Panjer rupanya sudah dikenal luas sejak ratusan tahun lalu, sebelum ada Kabupaten Kebumen, bahkan pada masa Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1646) Panjer dijadikan sebagai pusat lumbung padi (logistik) dan militer. Dalam catatan perjalanan orang Belanda, Rijklof Van Goens juga disebutkan hal itu.
Dengan dijadikannya lumbung padi, Panjer secara resmi menjadi kabupaten dengan Bupati Suwarno. Dia merupakan pimpinan pasukan Mataram yang pertama kali masuk ke Panjer. Pada saat itu juga muncul kesenian Ebleg di Panjer.

Adu jago
Selain Sendang Kalasannya, Panjer juga telah dikenal sebagai kadipaten yang ramai pada masa Kerajaan Kediri. Kawasan itu juga menjadi tempat adu jago. Pada saat itu, ada salah satu peserta adu jago yang menjadi pusat perhatian para wanita. Dia bernama Gendam Asmarandana. Siapa pun yang melihat pria gagah itu langsung kesengsem dan jatuh cinta, termasuk istri Adipati Panjer itu sendiri.
Hal itu kemudian menimbulkan pertikaian. Gendam langsung dilabrak sang Adipati dan mendapatkan perlawanan sengit. Adu senjata tak terelakkan lagi. Adipati yang menggunakan keris gagal melukai Gendam. Sebaliknya Gendam berhasil merebut keris milik Adipati dan menyabetkannya ke pinggang Adipati hingga terluka. Gendam dikejar- kejar pejabat kabupaten dan warga setempat sementara sang Adipati tewas. Gendam lantas menceburkan diri ke Sendang Kalasan. Sekian lama dinanti ternyata Gendam tidak muncul kembali. Warga mengira dia sudah menjadi danyang yang menunggu sendang tersebut. Cerita itu masih bertahan hingga kini.
Lokasi Sendang Kalasan yang dikisahkan itu kini berada di dalam bangunan eks Pabrik Sarinabati, Kelurahan Panjer, Kebumen. Bangunan tersebut kini menjadi milik Provinsi Jawa tengah.
Menurut Pemerhati Sejarah Kabupaten Kebumen, Ravie Ananda yang lahir di eks Pabrik Sarinabati tersebut, nasib situs Sendang Kalasan Panjer seperti situs Kerajaan Kediri yang oleh Belanda dijadikan Pabrik Gula Mamenang. Sedangkan di Panjer dijadikan Pabrik Minyak Kelapa Sarinabati. Sumur yang tadinya sendang itu berdiameter enam meter. Di tempat tersebut terdapat mata air yang tidak pernah surut. Sampai saat ini air di sumur yang dahulunya Sendang Kalasan itu dipercaya khasiatnya bisa mengobati berbagai macam penyakit.

Tidak ada komentar: