Ya. Jin adalah makhluk Allah yang
mendapat beban risalah juga seperti kita, yaitu melakukan penyembahan kepada
Allah SWT. Syahadat, sholat, zakat, puasa, haji, berbuat baik, dll. Jin yang
baik akan masuk syurga dan yang kafir akan di neraka bersama penghulu segala
kekafiran, Iblis.
Untuk lebih jelas siapa mereka
mari kita mengenal lebih detail yang saya kutip dari wikipedia.
==============
Jin (bahasa arab : جن ) secara harfiah berarti sesuatu yang
berkonotasi "tersembunyi" atau "tidak terlihat". Dalam
Islam dan mitologi Arab pra-Islam, jin adalah salah satu ras mahluk yang tidak
terlihat dan diciptakan dari api.
Jin dalam Mitologi arab
Dalam anggapan orang-orang sebelum Islam
datang, Jin dianggap sebagai makhluk keramat, yang harus disembah dan
dihormati. Orang orang pada masa tersebut menggambarkannya dalam bentuk patung
sesembahan mereka.
[sunting] Jin dalam Islam
“Dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam)
dari api yang sangat panas.” (QS Al-Hijr 15:27).
Dalam Islam, makhluk ciptaan Allah dapat
dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa. Di antara yang bernyawa adalah
jin. Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, yang berarti
istitar (tersembunyi).
Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang
tersembunyi dan halus, sedangkan syetan ialah setiap yang durhaka dari golongan
jin, manusia atau hewan.
Dinamakan jin, karena ia tersembunyi wujudnya
dari pandangan mata manusia. Itulah sebabnya jin dalam wujud aslinya tidak
dapat dilihat mata manusia. Kalau ada manusia yang dapat melihat jin, maka jin
yang dilihatnya itu adalah jin yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang
dapat dilihat mata manusia biasa.
“Sesungguhnya ia (jin) dan
pengikut-pengikutnya melihat kalian (hai manusia) dari suatu tempat yang kamu
tidak bisa melihat mereka.” (QS Al-A’raf 7:27).
Tentang asal kejadian jin, Allah menjelaskan,
kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang
sangat panas sesuai dengan ayat tersebut di atas.
Dalam ayat lain Allah
mempertegas:
“Dan Kami telah menciptakan jin dari nyala
api.” (QS Ar-Rahman 55:15). Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid dan Adhdhahak berkata,
bahwa yang dimaksud dengan firman Allah: Dari nyala api, ialah dari api murni.
Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas: Dari bara
api. (Ditemukan dalam Tafsir Ibnu Katsir). Dalilnya dari hadits riwayat Aisyah,
bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
“Malaikat diciptakan dari cahaya, jin
diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang
disifatkan(diceritakan) kepada kalian.” [yaitu dari air spermatozoa] (HR Muslim
di dalam kitab Az-Zuhd dan Ahmad di dalam Al-Musnad).
Bagaimana wujud api itu, Al-Qur’an tak
menjelaskan secara rinci, dan Allah pun tidak mewajibkan kepada kita untuk
menelitinya secara detail.
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW
bersabda: “Syetan memperlihatkan wujud (diri)nya ketika aku salat, namun atas
pertolongan Allah, aku dapat mencekiknya hingga kurasakan dingin air liurnya di
tanganku. Kalau bukan karena doa saudaraku Nabi Sulaiman, pasti kubunuh dia.”
(HR Bukhari).
[sunting] Jin dapat mengubah Bentuk
Setiap makhluk diberi Allah kekhususan atau
keistimewaan tersendiri, di mana salah satu kekhususan jin ialah dapat mengubah
bentuk. Misalnya jin kafir (syetan) pernah menampakkan diri dalam wujud orang
tua kepada kaum Quraisy sebanyak dua kali. Pertama, ketika suku Quraisy
berkonspirasi untuk membunuh Nabi Muhammad SAW di Makkah. Kedua, dalam perang
Badr pada tahun kedua Hijriah. (QS Al-Anfaal 8:48).
Jin dapat beranak-pinak
Jin beranak-pinak dan berkembang-biak (lihat
surat Al-Kahfi, 18:50). Tentang apakah jin bisa meninggal atau tidak, ada
pendapat bahwa jin hanya berkembang biak, tetapi tidak pernah meninggal. Benar
atau tidak, wa Allahu a’lam. Namun menurut hadits yang diriwayatkan Bukhari dan
Muslim, di mana Nabi Muhammad SAW berdo’a: “Ya Allah, Engkau tidak mati, sedang
jin dan manusia mati…” (HR Bukhari 7383 – Muslim 717).
Habitat para Jin
Walaupun banyak perbedaan antara manusia
dengan jin, namun persamannya juga ada. Di antaranya sama-sama mendiami bumi.
Bahkan jin telah mendiami bumi sebelum adanya manusia dan kemudian tinggal
bersama manusia itu di rumah manusia, tidur di ranjang dan makan bersama
manusia.
Tempat yang paling disenangi jin adalah WC.
Oleh sebab itu hendaknya kita berdoa waktu masuk WC yang artinya: “Ya Allah,
aku berlindung kepada-Mu dari (gangguan) setan (jin) laki-laki dan setan (jin)
perempuan.” (HR At-Turmudzi).
Syetan suka berdiam di kubur dan di tempat
sampah. Apa sebabnya, Al-Qur’an tidak menjelaskan secara rinci. Kuburan
dijadikan sebagai tempat bermeditasi oleh tukang sihir (Paranormal).
Nabi Muhammad SAW melarang kita tidur
menyerupai syetan. Syetan tidur di atas perutnya (tengkurap) dan bertelanjang.
Manusia yang tidur dalam keadaan bertelanjang menarik perhatian syetan untuk
mempermainkan auratnya dan menyebabkan timbulnya penyakit. Na’uzu billah min
zaalik!
Artikel utama: Qarin
Yang dimaksud dengan qarin dalam surat Qaaf
50:27 ialah yang menyertai. Setiap manusia disertai jin yang selalu
memperdayakannya. Allah berfirman, artinya:
“ Yang menyertai dia (qarin) berkata pula: ‘Ya
Tuhan kami, aku tidak menyesatkan tetapi dialah (manusia) yang berada dalam
kesesatan yang jauh… (QS Qaaf 50:27). ”
Manusia dan qarinnya itu akan bersama-sama
pada hari berhisab nanti. Dalam sebuah hadits (HR Ahmad) Aisyah ra mengatakan:
Rasulullah SAW keluar dari rumah pada malam
hari, aku cemburu karenanya. Tak lama ia kembali dan menyaksikan tingkahku,
lalu ia berkata: “Apakah kamu telah didatangi syetanmu?” “Apakah syetan
bersamaku?” Jawabku. “Ya, bahkan setiap manusia.” Kata Nabi Muhammad SAW.
“Termasuk engkau juga?” Tanyaku lagi. “Betul, tetapi Allah menolongku hingga
aku selamat dari godaannya.” Jawab Nabi (HR Ahmad).
Berdasarkan hadits ini, Nabi Muhammad juga
ternyata didampingi qarin. Hanya qarin itu tidak berkutik terhadapnya. Lalu
bagaimana mendeteksi keberadaan jin (misalnya di rumah kita), apa tanda-tanda
seseorang kemasukan jin? Tidak ada cara atau alat yang bisa mendeteksi
keberadaan jin. Sebab jin dalam wujud aslinya merupakan makhluk ghaib yang tidak
mungkin dilihat manusia
“ Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya
melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. (Al-A’raf
7:27) ”
Tidak ada manusia yang bisa melihat jin, dan
jika ada manusia yang mengklaim mampu melihat jin, maka orang tersebut sedang
bermasalah. Bisa jadi dia mempunyai jin warisan atau pun jin hasil dia belajar.
Kemampuan ini sebetulnya dalam Islam dilarang untuk dimiliki, dan termasuk
dalam kategori bekerja sama dengan jin yang menyesatkan
“ Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki
di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin,
maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (Al-Jin 72:6) ”
Sesungguhnya, tidak ada cara yang bisa
digunakan untuk mendeteksi keberadaan jin. Jangan meminta bantuan orang yang
mempunyai ilmu terawang. Sebab kalau kita meminta bantuannya, kita berarti
telah meminta bantuan dukun musyrik yang dalam Islam merupakan dosa besar,
bahkan bisa mengeluarkan seseorang dari Islam.
Keberadaan Jin
Yang bisa diketahui dalam hal ini adalah
tanda-tanda keberadaan jin. Umpamanya, jin yang menampakkan diri pada seseorang
di rumah atau ditempat-tempat tertentu. Atau anggota rumah/kantor yang sering
kehilangan uang sementara menurut perkiraan sangat tidak mungkin ada orang yang
mencuri. Atau orang sering kesurupan kalau memasuki tempat tersebut. Itu adalah
bagian dari indikasi gangguan jin di tempat tersebut.
Jika sudah ada gangguan, maka Ruqyah
Syar’iyyah adalah solusi islaminya. Ada pun jika tidak ada gangguan di rumah
atau di tempat kita, maka pendeteksian keberadaan jin-jin jahat tak perlu
dilakukan.
Demikian juga masalah deteksi jin pada diri
seseorang. Tidak ada orang yang dapat melihat keberadaan jin secara pasti dalam
tubuh seseorang. Kalau ada yang mengaku mampu mendeteksinya secara pasti, maka
orang tersebut juga mempunyai jin yang tidak boleh dimintai bantuan.
Untuk memastikan keberadaan jin yang memasuki
tubuh seseorang adalah juga dengan Ruqyah Syar’iyyah. Yaitu, terapi nabawi
berupa membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan do’a-do’a yang ma’surat. Itulah
satu-satunya cara islami yang diajarkan Islam untuk menangani segala kasus yang
berhubungan dengan jin.
Indikasi orang yang dimasuki jin
sebagai berikut:
* Gejala waktu terjaga, di
antaranya:
1. Badan terasa lemah, loyo, dan tidak ada
gairah hidup.
2. Berat dan malas untuk beraktivitas,
terutama untuk beribadah kepada Allah.
3. Banyak mengkhayal dan melamun, senyum dan
bicara sendiri.
4. Tiba-tiba menangis atau tertawa tanpa
sebab.
5. Sering merasa ada getaran, hawa dingin,
atau panas, kesemutan, berdebar, takut, panas dalam, mengantuk, pusing, bosan,
malas, gagap, dan sesak napas saat membaca Al-Qur’an.
* Gejala waktu tidur, di
antaranya adalah:
1. Banyak tidur dan mengantuk berat, atau
sulit tidur tanpa sebab.
2. Sering mengigau dengan kata-kata kotor.
3. Melakukan gerakan-gerakan aneh, seperti
mengunyah dengan keras sampai beradu gigi.
4. Sering bermimpi buruk dan seram atau
seakan-akan jatuh dari tempat yang tinggi.
5. Bermimpi melihat binatang-binatang seperti
ular, kucing, anjing, singa, serigala yang seakan-akan menyerangnya.
6. Bermimpi ditemui jin yang mengaku arwah
nenek moyang atau tokoh tertentu.
7. Saat tidur merasa seperti ada yang mencekik
lehernya atau menggelitikinya dan menendangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar