Pengikut

Kamis, 27 Desember 2012

Menarik Untuk Dikaji



LOKASINYA sekitar 19 kilometer di utara Kebumen. Di kawasan perbukitan, sekitar lembah Sungai Luk Ulo, tersingkap aneka jenis batuan tua yang berumur puluhan sampai ratusan juta tahun silam. Tentu sungguh menakjubkan, apalagi bagi para ahli geologi.
Tidaklah mengherankan, di desa-desa kawasan perbukitan Kecamatan Karangsambung, Sadang serta Karanggayam itu sudah mengundang minat pakar geologi asing, seperti Verbeek, pada 1891, untuk menyelidiki batuan tua di sana. Bahkan pada 1933, ahli geologi yang lain, Harloff, memetakan daerah tersebut sebagai salah satu formasi penting bebatuan untuk pengetahuan ilmu kebumian.
Para pakar geologi sering menyebut, daerah Karangsambung memiliki keunikan luar biasa. Karena dalam radius yang tidak terlalu luas, terdapat singkapan jenis bebatuan tua di dasar samudera. Maka sejak itu, para ahli geologi seperti silih berganti mengungkap misteri isi batuan Karangsambung untuk memperjelas teori dan proses evolusi bumi, terutama evolusi Pulau Jawa dan Indonesia pada umumnya.
Ahli geologi dari Universitas Kebangsaan Malaysia, Hong Djian Tjia, pada 1966 meneliti kawasan ini hingga meraih gelar doktor dengan mengulas analisis struktur batuan tersier Luk Ulo.
Kemudian pada 1974, salah satu ahli geologi di Tanah Air, Sukendar Asikin, berhasil meraih gelar doktor setelah intensif meneliti bebatuan Karangsambung. Sukendar Asikin meneliti evolusi geologi Jawa Tengah dan sekitarnya ditinjau dari segi teori tektonik dunia. Namun temuan Sukendar Asikin menjadi sangat penting dan monumental, karena melahirkan Teori Tektonik Lempeng dari hasil risetnya di Karangsambung. Pada dasarnya, teori ini menyebutkan bahwa bumi ini tersusun dari lempeng-lempeng benua dan samudera, bisa saling bergerak, menjauh dan mendekat, dihasilkan pertemuan lempeng atau subduksi.
Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknik Balai Informasi dan Konservasi (BIKK) Kebumian LIPI Karangsambung Ir Yugo Kumoro, di kawasan Karangsambung memang bisa dilihat batuan yang mengandung nilai-nilai pengetahuan geologi. Bisa menceritakan proses evolusi bumi, karena batuan lebih dari 140 juta tahun yang lampau masih bisa ditemukan.
Di mata peneliti madya BIKK LIPI Karangsambung Ir Chusni Ansori MT (48) yang intensif melakukan riset di wilayah itu, kawasan Karangsambung merupakan laboratorium alam dan monumen geologi yang memang menarik dikaji. Terbukti kini tercatat sudah empat doktor dihasilkan dari penelitiaan di daerah tersebut, puluhan lulusan S2 dan ratusan S1 geologi.
Pemerintah terus meningkatkan status kawasan Karangsambung dari semula hanya kampus alam geologi, secara bertahap dilengkapi sarana perkantoran dan ruangan aula serta pameran. Areal perkantoran seluas sekitar tiga hektare, kini juga dilengkapi ruang laboratorium geologi dan penginapan untuk asrama mahasiswa yang melakukan penelitian lapangan. Status UPT BIKK Karangsambung pun telah ditetapkan menjadi Cagar Alam Geologi melalui SK Menteri ESDM sejak November 2006. UPT BIKK Karangsambung ini di bawah Puslit Geoteknologi Bandung.
Menurut Chusni Ansori, beberapa kelebihan kawasan Karangsambung sebagai laboratorium alam geologi karena arealnya tidak terlalu luas, didapatkan aneka ragam batuan yang lengkap. Mulai batuan gamping, batuan beku, sedimen hingga batuan metamorf. Bagi peneliti geologi, tentu sangat mengasyikkan dan pas untuk melakukan penelitian lapangan. (24)(Komper Wardopo – Suara Merdeka 29 Mei 2011)

Tidak ada komentar: